Menohok! Minta Jokowi Akui Gagal Atasi Bencana, Tim Prabowo Dibikin Malu Netizen dan PSI!



Ketua PP Pemuda Muhammadiyah yang didapuk jadi Koordinator Jubir Timses Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, tiba-tiba bikin pernyataan nyeleneh. Di tengah upaya dan kerja keras pemerintah dalam menangani korban gempa dan tsunami berkekuatan 7,4 SR yang melanda Donggala dan Palu Sulawesi Tengah (28 September 2018), ia justru malah meminta Pemerintah mengakui ketidakmampuannya menangani bencana.




Koordinator Jubir Timses Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak. (tirto.id)
Di akun Twitternya @Dahnilanzar (29 September 2018), ia mendesak Jokowi agar menyatakan musibah Palu, Donggala, dan Lombok sebagai bencana nasional. Ia menuding Jokowi lebih mementingkan citra politik menjelang Pilpres 2019 ketimbang kemanusiaan.




Screenshot cuitan Dahnil Anzar Simanjuntak. (Sumber: twitter.com/Dahnilanzar/status/1046027599258910721?s=19)
Akibat cuitannya yang dianggap cenderung nyinyir dan diduga hendak mempermalukan Jokowi, Dahnil justru banjir cibiran dan bully-an. Bahkan, ia diserang balik dan dipermalukan para netizen dan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Seorang netizen menjelaskan, ada aturan baku untuk menentukan status Bencana Nasional. Yang penting ada aksi cepat, all-out, dan efektif sesuai urutan prioritas. Daripada menyinyiri pemerintah, lebih baik Dahnil menggalang aksi nyata, tidak sekadar menonton dan komentar yang tidak berguna dan prasangka buruk dengan maksud tertentu. Hal itu dibenarkan netizen lain bahwa pemerintah lebih tahu skala prioritas dengan melakukan tindakan nyata.


Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono meninjau lokasi reruntuhan bangunan akibat gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9). (liputan6.com)
Warganet justru mempertanyakan, apa yang telah dilakukan Dahnil untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di Lombok, Palu, dan Donggala? Dengan nada sindiran, netizen menyebut pekerjaan Dahnil memang harus nyinyir. Baik yang dilakukan maupun tidak dilakukan pemerintah pasti salah. Seandainya Jokowi di Palu dan Donggala mengelus kepala korban pun pasti dibilang tak tahu adab dan sopan santun.

Bahkan, ada netizen yang bilang, pihak oposisi akan merasa sangat bangga apabila Pemerintah menyatakan ketidakmampuan menangani bencana. Meski demikian, haruskah oposisi bersikap merendahkan kemampuan negaranya sendiri?

Sementara itu, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi (Uki), mengaku sangat menghormati Dahnil. Perbedaan pendapat tentang respons tanggap darurat merupakan hal biasa. Namun, kalau menyebut pemerintah melakukan pencitraan politik di tengah bencana merupakan sesuatu yang nyinyir dan keji.


Screenshot cuitan Dedek Prayudi. (Sumber: twitter.com/Uki23/status/1046651468000849920?s=19)
Nah, lho! Menohok banget, kan? Bisa jadi, Dahnil tengah mengalami "gagap politik". Pasalnya, selama ini Dahnil menghabiskan waktunya aktif di ormas Pemuda Muhammadiyah, sebuah dunia yang dinilai masih steril dan jauh dari hiruk-pikuk politik. Akibatnya, begitu di-rekrut jadi Koordinator Jubir di Timses Prabowo-Sandi, ia ingin unjuk kebolehan dan pamer bahwa ia mampu memenangkan jagoannya.

Caranya? Sebisa mungkin menyerang dan nyinyir untuk men-downgrade dan menggerus elektabilitas Jokowi. Sangat masuk akal apabila Dahnil berusaha untuk menutupi semua kebaikan dan keberhasilan Jokowi dengan mencari-cari kesalahannya.

Sungguh disayangkan memang! Intelektual muda sekelas Dahnil Anzar Simanjuntak dianggap "salah memilih teman" dalam berpolitik sehingga kini ia tak lebih dari seorang Fadli Zon, Fahri Hamzah, bahkan mungkin juga Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang selama ini memang sudah telanjur dikenal sebagai "pembenci" Jokowi. Mudah-mudahan Dugaan saya salah! ***

baca sumber

close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==