Habib Bahar Hina Jokowi, Buya Syafi'i Sontak Bereaksi Keras! Tak Punya Adab?



Ceramah Habib Bahar bin Smith saat memberikan tausiyah dalam acara perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di daerah Batu Ceper, Tangerang, Banten (17 November 2018), berbuntut panjang. Penceramah yang dijuluki para pengagumnya sebagai "The Next Habib Rizieq" itu tidak hanya dilaporkan Komunitas Jokowi Mania dan Cyber Indonesia ke polisi, tetapi juga memicu polemik di kalangan tokoh agama.

Tak luput cendekiawan muslim dan mantan Ketum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi'i Ma'arif (Buya Syafi'i), bereaksi keras terkait isi ceramah Habib Bahar yang diduga menistakan Presiden Jokowi.




Ahmad Syafi'i Ma'arif (Buya Syafi'i). (tempo.co)
"Bagi saya, seorang penceramah dan katib seperti itu tidak punya etika dan tidak punya adab. Apalagi itu menyangkut tentang kepala negara," kata Buya Syafi'i saat ditemui wartawan di Masjid Nogotirto, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti dikutip kumparan.com (30 November 2018).
Menurut Buya Syafi'i, ketidaksukaan terhadap seseorang atau kepala negara merupakan hal yang wajar. Namun, perasaan itu semestinya diungkapkan dengan cara yang beretika.



Ahmad Syafi'i Ma'arif (Buya Syafi'i). (abadikini.com)
"Benci boleh, enggak suka dengan orang boleh, tetapi agama jangan dipakai untuk tujuan-tujuan yang jorok. Sebab Islam itu sangat mengajarkan kesopanan dan kesantunan. Kalau ini dilanggar, sesungguhnya tak ada lagi gunanya agama itu," tegas Buya Syafi'i.
Tentu bukan tanpa alasan kalau seorang tokoh agama sekelas Buya Syafi'i harus bereaksi keras semacam itu. Bahar bin Smith yang disebut Habib Reza Fauzan Al-Hamid tidak layak menyandang gelar "habib" itu memang dinilai sudah di luar batas kepantasan dalam menghina seorang presiden.

Kabarnya Habib Bahar merupakan pendiri sekaligus pimpinan Majelis Rasulullah. Namun, tak sedikit kalangan yang mempertanyakan sikap dan perilakunya yang dinilai bertentangan dengan sikap Rasulullah yang berakhlak mulia sehingga disebut sebagai "Uswatun Hasanah" bagi umat manusia.

Repotnya, banyak juga pengikut dan pengagum Habib Bahar yang selalu mengelu-elukannya sebagai seorang ulama muda yang cerdas, kritis, dan bernyali besar.

Entah, kita tak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi dengan nasib umat di negeri ini kalau setiap penceramah yang dianggap berani menghina seorang presiden justru dikagumi, dijadikan anutan, dan diikuti setiap ucapan dan tindakannya. ***

Artikel ini tidak mewakili pandangan UC

baca sumber

close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==