Tindakan keji OPM yang memberondong pekerja Istaka Karya beberapa waktu lalu tentu mengundang kemarahan publik dan dunia. Bahkan hingga kini beberapa mayat korban dilaporkan masih disembunyikan oleh OPM dengan dibawa ke dalam hutan. (detik.com 10/12)
Referensi pihak ketiga/pojoksatu
Pemerintah tentu saja ambil sikap dengan mengirim aparat TNI-Polri untuk mencari para korban dan juga pasukan OPM.
Sebelumnya OPM pimpinan Egianus Kogoya sempat menantang TNI untuk berperang dengan mereka, mengetahui TNI sudah mulai terjun ke lokasi, Kogeya mulai grasa-grusu dan menunjukkan kepanikannya.
Melalui fanpage Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kogoya malah 'menawar' TNI cara perang dengan aturan mereka yaitu dengan perang darat. Jika TNI menggunakan helikopter dan bom mereka mengaku tidak mau meladeni. (Grid.id 08/12)
Referensi pihak ketiga/armyrecognition
Lantas mengapa OPM begitu takut dengan heli dan bom TNI jika sampai digunakan untuk membombardir mereka? Padahal selama ini TNI hanya menempatkan heli angkut jenis Bell 412 dan Mi-17 di wilayah Papua.
Ternyata ketakutan mereka beralasan walaupun sebenarnya janggal, perang kok tawar menawar? Piye iki toh...
Jika melihat sistem alutsista TNI yang gahar seperti heli Mi-17, Bell UH-1 Iroquis, Mi-35 Hind E dan AH-64 Apache, Tentu OPM bukanlah lawan tandingnya.
Referensi pihak ketiga/military.com
Ketiga jenis heli serbu ini mampu memberi 'neraka' di medan perang. Seperti AH-64 Apache ini misalnya, sejak didatangkan pada pertengahan tahun ini, militer dunia mengakui kehebatan monster ini.
Dimana Pilot tinggal mengaktifkan helm Head Mounted Display (HMD) yang terhubung langsung dengan senjata meriam rantai M230 30 mm yang siap menggempur sasaran tanpa ampun.
senapan mesin dapat diarahkan dan mengunci sasaran hanya dengan menggunakan pandangan pilot.
Belum lagi senjata andalannya berupa AGM-114 Hellfire yang bisa meluluhlantakan kendaraan lapis baja dalam sekejap.
Satu saja heli Apache diketahui mampu mengubah hasil tempur dalam sekejap. Nah, apakah TNI akan turunkan monster ini? Kita lihat saja tentunya!
baca sumber
Referensi pihak ketiga/pojoksatu
Pemerintah tentu saja ambil sikap dengan mengirim aparat TNI-Polri untuk mencari para korban dan juga pasukan OPM.
Sebelumnya OPM pimpinan Egianus Kogoya sempat menantang TNI untuk berperang dengan mereka, mengetahui TNI sudah mulai terjun ke lokasi, Kogeya mulai grasa-grusu dan menunjukkan kepanikannya.
Melalui fanpage Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kogoya malah 'menawar' TNI cara perang dengan aturan mereka yaitu dengan perang darat. Jika TNI menggunakan helikopter dan bom mereka mengaku tidak mau meladeni. (Grid.id 08/12)
Referensi pihak ketiga/armyrecognition
Lantas mengapa OPM begitu takut dengan heli dan bom TNI jika sampai digunakan untuk membombardir mereka? Padahal selama ini TNI hanya menempatkan heli angkut jenis Bell 412 dan Mi-17 di wilayah Papua.
Ternyata ketakutan mereka beralasan walaupun sebenarnya janggal, perang kok tawar menawar? Piye iki toh...
Jika melihat sistem alutsista TNI yang gahar seperti heli Mi-17, Bell UH-1 Iroquis, Mi-35 Hind E dan AH-64 Apache, Tentu OPM bukanlah lawan tandingnya.
Referensi pihak ketiga/military.com
Ketiga jenis heli serbu ini mampu memberi 'neraka' di medan perang. Seperti AH-64 Apache ini misalnya, sejak didatangkan pada pertengahan tahun ini, militer dunia mengakui kehebatan monster ini.
Dimana Pilot tinggal mengaktifkan helm Head Mounted Display (HMD) yang terhubung langsung dengan senjata meriam rantai M230 30 mm yang siap menggempur sasaran tanpa ampun.
senapan mesin dapat diarahkan dan mengunci sasaran hanya dengan menggunakan pandangan pilot.
Belum lagi senjata andalannya berupa AGM-114 Hellfire yang bisa meluluhlantakan kendaraan lapis baja dalam sekejap.
Satu saja heli Apache diketahui mampu mengubah hasil tempur dalam sekejap. Nah, apakah TNI akan turunkan monster ini? Kita lihat saja tentunya!
baca sumber
