Cerita Haru Jenderal Katolik Yang Minta Dimakamkan Secara Islam, Alasannya Bikin Baper



Megamein.com - Jenderal Benny Moerdani merupakan orang nomor satu dalam bidang intelijen pada masa pemerintahan soeharto. Meski namanya tak dikenal luas dunia merupakan seorang tokoh penting dalam perkembangan TNI. Kehidupan pribadinya pun dikenal misterius.

Dilansir dari merdeka.com(20/4). Jenderal Benny lahir dari keluarga yang memiliki dua keyakinan berbeda. Ayahnya beragama Islam, ibunya beragama Katolik. Namun Jenderal Benny beserta para adiknya memilih ikut kepercayaan ibunya.

Sebuah biografi yang ditulis oleh Julius Pour, sosok Sang Jenderal ini merupakan orang yang taat dalam beragama. Ia juga selalu membawa bibel pemberian ibunya ketika bertempur. Benny juga pernah disebut-sebut memusuhi umat Islam.

Namun siapa sangka suatu hari Benny Moerdani malah berbalik arah. Menurut penuturan sahabat Benny yang bernama Adnan Ganto, pria asal Aceh yang juga merupakan seorang bankir kelas dunia.

Pada tahun 1980-an, adnan pernah diajak ke makam orang tua Benny di Solo. Padahal adnan masih tinggal di singapura.

"Nan, saya kasih tahu kamu ya, siapa tahu kamu lihat saya pada saat saya meninggal. Tolong kamu atur supaya saya dimandikan secara Islam. Dikafani," ucap Benny.

"Bapak kan Jenderal Bintang Empat. Saya tinggal di Singapura," jawab Adnan.

"Pokoknya kamu sampaikan saja pesanku," ucap Benny menegaskan. Begitulah yang ditulis dalam buku Keputusan Sulit Adnan Ganto, Kisah Seorang Anak Buloh Blang Ara Tiga Dekade Menjadi Bankir di Bank Kelas Dunia.




https://megamein.com/
Sebulan berselang, Adnan berkunjung ke rumah Benny dan meminta izin menyampaikan wasiat Benny kepada istrinya yang bernama Hartini, alasannya ialah harus ada saksi lain yang mengetahui tentang permintaan Benny tersebut. Saat itu istri Benny hanya mengatakan "Terserah Benny lah."

Waktu itu Benny juga menambahkan wasiatnya dan berkata “kalau saya dikafani secara Islam, kamu baca Yasin. Kalau Tina (istri Adnan) ada, dia baca syahadat 25 kali.”

Akhirnya pada 26 Agustus 2004, adnan mendapat kabar bahwa Benny tengah kritis di RSPAD. Adnan tiba di rumah sakit pada tanggal 28 Agustus pukul 20.00 WIB.

Saat itu Adnan mengatakan "saya menunggu Pak Bennny sampai meninggal dan membacakan syahadat hembusan Nafas Terakhir."

Sikap Adnan yang terus membacakan syahadat pada Beni membuat orang-orang menjadi bingung termasuk juga mantan wapres Try Soetrisno. Kemudian setelah itu datanglah Laksamana Widodo AS.

Permasalahan mulai muncul ketika Pastur datang dan meminta jenazah Benny untuk tidak dikafani. Padahal istri Beni sudah mengatakan kalau ini semua adalah dari Beni semasa hidupnya. Saat itu Laksamana Widodo AS juga berusaha menjelaskan bahwa itu adalah permintaan Benny.

Pastur tersebut tetap bersikukuh. Akhirnya Hartini pun pasrah dan berbisik pada Adnan "Adnan ya sudah lah, yang penting kita sudah mandi kan secara Islam."




https://megamein.com/
Kain kafan yang sudah dipakaikan untuk Benny akhirnya diganti dengan seragam dinas militer lengkap. Mayat Jenderal Benny dimakamkan sesuai dengan agama yang tertera di ktp-nya yaitu Katolik di makam Pahlawan Kalibata.

Try Soetrisno juga pernah menceritakan bahwa benny pernah mengajaknya kemakam para leluhurnya di Nusa Tenggara Barat. Benny juga berkata "Try, lihat kamu baca. Ini nenek moyang saya. Orang Islam semua kan, pangeran semua.”

baca sumber

close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==